Kanker tak hanya menyerang orang dewasa saja, anak-anakpun juga berisiko terhadap serangan kanker. Meski belum diketahui penyebab sebenarnya, namun munculnya kanker pada anak diduga disebabkan oleh penyimpangan pertumbuhan sel akibat adanya cacat gen. Selain itu, sel kanker juga bisa muncul akibat pengaruh lingkungan.
Djajadiman Gatot menyatakan bahwa sulit untuk mengetahui gejala kanker pada bayi maupun anak kecil karena mereka belum bisa menjelaskan keluhan yang dirasakannya.
Ada beberapa kanker yang sering dialami anak-anak, yakni kanker darah (leukimia), kanker mata (retinoblastoma), tumor otak, kanker tulang, kanker kelenjar getah bening, kanker ginjal, kaker saraf (neuroblastoma), dan kanker jaringan otot (rabdomiosarkoma).
Bila diketahui sejak dini kanker pada anak bisa diobati dan potensial disembuhkan, termasuk tahapan pengobatan yang diikuti sampai tuntas. Sayangnya, kebanyakan pasien kanker datang ke dokter setelah kanker menyebar luas dan pengobatan tidak diikuti hingga selesai.
Ada beberpa cara untuk mengobati kanker, yaitu operasi, kemoterapi, radiologi, dan transplantasi sumsum tulang. Kemoterapi dilakukan sebagai pengobatan tunggal untuk leukimia dan limfoma. Kemoterapi juga berfungsi untuk mengecilkan tumor sebelum operasi dan sesudah operasi guna membasmi sel tumor.
Djajadiman menerangkan masih banyak orangtua pasien yang keberatan jika anaknya menjalani kemoterapi. Hal ini disebabkan kesalahan dalam memperoleh informasi seputar efek samping. Padahal kemoterapi masih menjadi tumpuan pengobatan kanker di dunia internasional.
Orangtua berperan penting dalam mengetahui kesehatan anak, karena itu segeralah lakukan pemeriksaan jika anak menunjukkan gejala seperti pucat, lemah, lesu, demam yang tidak jelas penyebabnya, kelenjar getah bening membengkak, nyeri pada tulang, dan perut bengkak. Semua gejala tersebut bisa menjadi pertanda awal penyakit leukimia.
Bila anak menunjukkan gejala sakit kepala disertai mual dan muntah yang menyemprot, gangguan berbicara, gangguan keseimbangan, penurunan kesadaran, kelumpuhan, atau kejang perut maka dikhawatirkan menderita tumor otak.
0 komentar:
Posting Komentar