Gejala
Otitis media pada bayi ditandai dengan munculnya gejala seperti demam, susah tidur, tidak nafsu makan, rewel, anak menjadi sering menarik atau menggosok telinga, serta keluar cairan dari telinga. Terkadang, disertai pula mual, muntah, dan diare.
Pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua yang mengalami otitis media biasanya akan mengeluh sakit di telinga dan mengalami gangguan pendengaran sementara.
Pengobatan
Pada bayi berusia di atas 24 bulan, dokter mungkin memilih untuk tidak melakukan tindakan guna menunggu sistem kekebalan tubuh anak bekerja melawan infeksi secara alami. Obat-obatan yang diberikan dokter mungkin hanya berfungsi untuk mengurangi demam dan rasa sakit di telinga.
Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik bila gejala sakit anak tidak membaik setelah 48 jam. Pemberian antibiotik biasanya pada anak yang berusia di bawah 24 bulan. Sementara pada anak yang lebih tua dari 24 bulan bisa diobati dengan antibiotik atau menunda pengobatan.
Antibiotik tidak diberikan kepada tiap anak yang mengalami infeksi telinga sebab infeksi bisa sembuh sendiri tanpa pemberian antibiotik pada anak yang lebih tua. Bila anak mengalami infeksi berulang yang tak kunjung sembuh maka akan mengakibatkan terganggunya pendengaran dan kemampuan bicara. Sehingga akan dilakukan operasi untuk mengalirkan cairan dari telinga tengah kemudian dimasukkan ke tabung ventilasi.
Komplikasi
Membran timpani pecah Kemungkinan terjadinya komplikasi infeksi telinga adalah pecahnya membran timpani atau gendang telinga. Membran timpani yang pecah biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan dapat pulih dengan cepat setelah pecah dalam beberapa jam atau hari.
Penumpukan cairan
Cairan yang mengumpul di belakang gendang telinga (efusi) dapat bertahan selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan setelah rasa sakit dan infeksi menghilang. Efusi bisa mengakibatkan gangguan pendengaran sementara dan biasanya bisa pulih tanpa pengobatan. Jika efusi tetap ada sampai waktu lama, anak Anda mungkin perlu perawatan.
0 komentar:
Posting Komentar