Waspadai, Diabetes Militus Pada Anak!



Diabetes Militus tipe 2 pada anak dan remaja disebut juga Maturity Onset of Diabetes in the Young (MODY). Penyakit ini biasanya dimulai pada usia pertengahan dengan masalah terutama pada reseptor insulin. Reseptor insulin merupakan pintu masuk sel. Gula darah atau glukosa yang akan dijadikan energi oleh mitokondria sel dibawa masuk melalui pintu tersebeut dengan bantuan hormon insulin.

Resistensi insulin merupakan reseptor insulin yang menjadi ciri utama Diabetes Militus tipe 2 maupun MODY. Anak-anak yang menderita Diabetes Militus tipe 1 biasanya tubuhnya kurus dan ketoasidosis karena kerusakan sel beta yang memproduksi insulin. Berdasarkan hasil penelitian dari seluruh kasus Diabetes Militus diketahui bahwa Diabetes Militus tipe 1 hanya sekitar 5 % sementara Diabetes Militus tipe 2 sebanyak 95 %.

Anak-anak yang menderita MODY merupakan Diabetes Militus tipe 2 yang menunjukkan gejala obesitas dengan timbunan lemak di bagian perut. Anak–anak yang menderita Diabetes Militus jenis ini tidak memiliki keluhan hanya saja nafsu makannya sangat berlebihan sehingga berat badannya terus bertambah.

Kadar trigliserid (TG) sering menunjukkan kenaikan saat dilakukan pemeriksaan laboratorium. Mungkin kadar gula darah naik tapi masih di bawah 126 mg/dL. Angka 126 merupakan kriteria diagnostik DM. Semua ini terjadi akibat hiperinsulinisme yang menimbulkan obesitas, kenaikan TG dan intoleransi glukosa (kadar GD 110-126).

Makin banyaknya asupan karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung gandum selain lemak jenuh menyebabkan anak-anak dan remaja terkena MODY. Selain itu, anak-anak dan remaja yang cenderung tidak menyukai sayur dan buah serta kurang gerak juga bisa meningkatkan insidensi MODY.

Penggunaan alloxan juga dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit ini. Alloxan merupakan pemutih bahan pangan seperti pada mie instan, roti putih, atau berbagai gorengan yang menggunakan tepung gandum. Dalam laboratorium alloxan digunakan untuk membuat tikus percobaan menderita diabetes.

MODY bisa dicegah dengan meningkatkan asupan makanan berserat seperti roti gandum utuh, kacang-kacangan, beras merah/beras tumbuk, sayuran dan buah.

0 komentar:

Posting Komentar